BALI DAN KEBUDAYAAN
SEBAGAI WARISAN NENEK MOYANG
KARYA TULIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Sebagai Syarat Menempuh
Ujian Akhir
SMA Negeri 3 Pemalang
20010/2011
Disusun Oleh :
Nama : Wahyu Saputro
NIS : 4595
Kelas : XII
Program : IPA
PEMERINTAH KEBUPATEN PEMALANG
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 3 PEMALANG
2011
PERSETUJUAN/PENGESAHAN
Karya tulis ini disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis
dan disahkan oleh Kepala SMA Negeri Pemalang
untuk memenuhi syarat menempuh
Ujian Akhir
2010/2011
Pemalang,
Pembimbing I Pembimbing II
Moektamad Sudarso,S.Pd Samuji,S.Pd
NIP 19551127 197903 1008 NIP 197210002 20064 1014
Kepala SMA Negeri 3 Pemalang
Drs.H.Kaliri,M.Pd
NIP 19530707 1974091 005
MOTTO
Life must go on !!!.
(Bonatan Sabila Muzammil)
You must stand when standing, isn’t easy.
(Guinandra Luthfan Jatikusumo)
Life can be great but bad sometimes.
(Alifia Zulfarah Kholis)
We intiated, we act, we share, and we inspire.
Kami memulai, kami bertindak, kami berbagi, dan kami memberi inspirasi.
(Elsa Aldilya Falali)
Sesudah ada Kesukaran pasti ada Kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah)
Ingarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
(Ki Hajar Dewantoro)
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibu yang memberi motivasi dan semangat.
2. Kaka dan Adikku tercinta.
3. Bapak Drs.H.Kaliri,M.Pd. Kepala SMA Negeri 3 Pemalang.
4. Bapak Moektamad Sudarso,S.Pd. Pembimbing I.
5. Bapak Samuji,S.Pd. Pembimbing II.
6. Bapak dan Ibu Guru, serta Staf Tata Usaha SMA Negeri 3 Pemalang.
7. Teman-temanku, Bonatan Sabila M, Ahmad Faris, Delia Farh, Elsa A F, Fitara Sandi M, Alifia Z K.
8. Para pembaca Budiman.
9. Semua orang yang saya cintai.
10. Kepompong yang selalu di hati.
PRAKATA
Penyusun memenjatkan syukur atas rahmat dan karunia yang diberikan Allah SWT,alhamdulillah saya dapat menyusun karya tulis ini. Untuk memenuhi syarat menempuh Ujian Akhir SMA Negeri 3 Pemalang tahun ajaran 2010/2011.
Saya menyadari bahwa kaya tulis ini bukan berarti dan bukan hal mustahil apabila disana sini masih terdapat banyak kekurangan. Akan tetapi berkat adanya bimbingan yang bijsksana maka saya dapat menyusun karya tulis yang sederhana ini dan mudah-mudahan karya tulis ini dapat menjadikan bahan informasi yang cukup baik.
Atas segala bimbingan yang diberikan kepada saya, maka saya mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Drs.H.Kaliri,M.Pd. Kepala SMA Negeri 3 Pemalang.
2. Moektamad Sudarso,S.Pd. Pembimbing I.
3. Samuji,S.Pd. Pembimbing II.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan kaya tulis ini.
Semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi adhik-adhik kelas XI dan X yang akan meneruskan jejak kami.
Pemalang, 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL.
PERSETUJUAN/PENGESAHAN.
MOTTO.
PERSEMBAHAN.
PRAKATA.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakan Masalah.
B. Alasan Penulisan Judul.
C. Tujuan Penulisan.
D. Metode Penulisan.
E. Sistematika Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN.
A. Pulau Bali sebagai Pulau Dewata.
1. Letak Geografi di Bali.
2. Sistem Kekerabatan di Bali.
3. Sistem Kepercayaan di Bali.
B. Kebudayaan Bali.
1. Bahasa Bali.
2. Tari Bali.
3. Pakaian Adat Bali.
4. Rumah Adat Bali.
5. Ngaben, Pembakaran Jenazah di Bali.
6. Hasil Kerajinan di Bali.
C. Bali sebagai Surga Dunia.
1. Pantai Kuta.
2. Tanjung Benoa.
3. Tanah Lot.
4. Garuda Wisnu Kencana dan Taman Budaya.
D. Tempat Oleh-Oleh.
1. Pabrik Kata-Kata Joger.
2. Pasar Seni Sukawati.
3. Cening Bagus.
BAB III PENUTUP.
A. Simpulan.
B. Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah.
Berbicara tentang Bali, pasti takkan terlepas dari tiga hal yaitu obyek wisata, wisata belanja, dan kebudayaannya. Bali adalah salah satu pula di Indonesia dangan luas ± 5.623,86 km², merupakan wisata andalan yang dimiliki Indonesia. Dari wisatawan local maupun wisatawan manca Negara. Obyek-obyek yang disuguhkan untuk para wisatawan begitu asri, sehingga sangat menarik untuk dikunjungi. Misalnya Tanah Lot, Tanjung Benoa, Pantai Kuta, Pantai Sanur, dan Danau Bedugul.
Selain obyek-obyrk yang disuguhkan, para wisatawan akan dimanjakan oleh wisata belanja. Di Bali banyak dijual pernak-pernik khas Bali mulsi dari baju, sandal, gantungan kunci, ukiran lukisan, dll. Tempat-tempat yang menjual aneka khas oleh-oleh Bali bisa dijumpai di Pasar Seni Sukawati, Joger, Art Shop Galuh.
Bali juga identik dengan kebudayaan yang masih melekat. Dizaman modern seperti sekarang ini, masyarakat yang kebanyakan menganut agama Hindu ini masih melestarikan kebudayaan-kebudayaan mereka. Dibali sering diadakan upacara-upacara penyembahan terhadap dewa-dewa, sehingga Bali disebut “Pulau Dewata”. Kebudayaan Bali yang merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dilestarikan diakui oleh Negara lain.
Permasalahan.
Dari latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diambil sebagai berikut :
1. Mengapa Bali disebut Pulau Dewata ?
2. Kebudayaan Bali beraneka ragam, apa saja kebudayaannya?
3. Mengapa Bali disebut Surga Dunia?
4. Tempat-tempat mana saja yang menjual oleh-oleh khas Bali?
B. Alasan Pemilihan Judul.
Dalam pembuatan karya tulis ini penusun memilih judul “BALI DAN KEBUDAYAAN SEBAGAI WARISAN NENEK MOYANG”, karena Bali sangat kental dengan kebudayaannya. Yang kita ketahui, kebudayaan-kebudayaan Bali khususnya Indonesia telah banyak dianggap sebagai kebudayaan mereka. Missal, Tari Pendet dari Bali,kini telah diakui oleh Negara tetangga sebagai aset kebudayaan mereka. Kebudayaan-kebudayaan dan wisata perlu kita jaga agar tidak diakui oleh negara lain.
C. Tujuan Penulisan.
Dalam penulisan karya tulis ini mempunyai tujuan antara lain :
1. Sebagai kelengkapan syarat menempuh Ujian Akhir tahun ajaran 2010/2011.
2. Memberikan gambaran pada pembaca tentang Pulau Bali.
3. Menumbuhkan rasa kebangsaan, rasa memiliki terhadap pulau Bali, dan pulau-pulau wisata yang lain.
4. Mengajak pembaca untuk menjaga dan melestarikan pulau-pulau yang memiliki potensi wisata.
D. Metode Penulisan.
Dengan penulisan karya tulis ini yang penyusun peroleh dari pengumpulan data,serta melalui survey langsung dengan cara study tour yang dilaksanakan SMA Negeri 3 Pemalang.
Adapun metode yang digunakan penulis sebagai berikut :
1. Metode Observasi.
Yaitu Penyusun mengumpulkan data dengan melakukan survey secara langsung terhadap obyek.
2. Metode Kepustakaan.
Yaitu Penyusun mengumpulkan data dengan membaca sumber-sumber dari buku yang mendukung penulisan karya tulis ini.
3. Metode Browsing.
Yaitu Penyusun mengumpulkan data dengan membrowsing internet yang berkaitan dengan kary tulis ini.
E. Sistematika Penulisan.
Untuk memberi gabaran kepada pembaca, penyusun menyusun sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, mencakub beberapa hal, yaitu Latar Belakang dan Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisa.
BAB II PENJABARAN MASALAH
Pada bab ini, di bagi penjabaran-penjabaran seperti :
A. Bali Sebagai Pulau Dewata.
Pada bagian ini, mencakup beberapa hal, yaitu Bali Sebagai Pulau Dewata, Letak Geografi Pulau Bali, Sistem Kekerabatan di Bali, Sistem Kepercayaan di Bali.
B. Kebudayaan Bali.
Pada bagian ini, penyusun menjelaskan tentang beberapa hal yaitu Bahasa Bali, Tari-tarian, Pakaian Adat, Rumah Adat,Ngaben.
C. Bali Sebagai Surga Dunia.
Pada bagian ini, penyusun menyebutkan dan menjelaskan tempat-tempat yang menjadi surga dunia antara lain : Panatai Kuta, Tajung Benoa, Bedugul dan Danau Beratan, Tanah Lot, Garuda Wisnu Kencana dan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana.
D. Tempat Oleh-Oleh.
Pada bagian ini, penyusun menjelaskan dan menyebutkan tempat-tempat yang menjadi pusat oleh-oleh khas Bali,anatra lain Joger, Pasar Seni Sukawati, Cening Bagus.
BABA III PENUTUP
Pada bagian ini berisi simpulan dan saran dari penyusun.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PENJABARAN MASALAH
A. Bali Sebagai Pulau Dewata.
Bali berasal dari kata “BAL” dalam bahasa sansekerta berarti “Kekuatan” dan dari “BALI” berarti “Pengorbanan” yang berarti supayakita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai dua pahlawan yang sangat berperan dalam mempertahankan daerah yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.
Pulau Bali disebut Pulau Dewata karena memiliki cirri khas tersendiri yaitu mayoritas penduduknya beragama Hindu, dan mereka menyembah Dewa sebagai perwujudan Tuhan yang Maha Esa. Dalam penyembahan tersebut Bali diadakan sesaji dan upacara khusus yang menjadi daya tarik untuk para wisatawan local maupun mancanegara.
1. Letak Geografi di Bali.
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153km dan lebar 112 km, sekitar 3,2 km dari pulau Jawa. Secara Astronomi, Bali terletak terletak di 8º LS dan 115º 14’ 55” LT yang membuatnya beriklim tropis seperti Indonesia yang lainnya.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali 3.148 meter. Gung berapi ini meletus pada maret 1963. gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di Bumi. Berbeda dengan bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Ibu Kota Bali adalah Denpasar. Dan tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak dikabupaten Gianyar Bali. Sedangkan Kuta, Sanu, Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan para wisatawan. Provinsi Bali memiliki empat buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu Danau Beratan, Buayan, Tamblingan, dan Danau Batur.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah ± 5.623,86 km atau 0,29% luas wilayah Indonesia. Secara Administrasi Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten dan 55 kecamatan. 701 desa atau kelurahan.
Batas- batas wilayah Bali :
a. Utara : Laut Bali.
b. Selatan : Samudra Inonesia.
c. Barat : Selat Bali, Provinsi Jawa Timur.
d. Timur : Provinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Sistem Kekerabatan di Bali.
Perkawinan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan orang Bali, karena pada saat itulah ia dianggap sebagai warga penuh dari masyarakat Bali. Dan baru sesudah itu ia memperoleh hak-hak dan kewajiban seseorang warga konuniti dan warga kelompok kerabat.
Menurut anggapan adat lama yang di pengaruhi olehklen-klen(dadia) dan system kasta(wangsa), maka perkawinan itu sedapat mungkin dilakukan diantara warga se-klen, atau setidak-tidaknya antara orang yang dianggap sederajat dalam kata demikian, perkawinan adat di Bali itu bersifat Endogami klen, sedangkan perkawinan yang dicita-citakan oleh orang Bali yang masih kokoh adalah perkawinan anak dari dua orang saudara laki-laki.
Adat menetap di Bali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan dalam suatu masyarakat. Ada dua macam adat menetap yang sering berlaku di Bali yaitu Adat Virilokal adalah adat yang membenarkan pengantin baru yang menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami. Dan Adat Nedokal adalah adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru. Di Bali ada 3 kelompok klen utama(Triwangsa) yaitu Brahmana sebagai pemimpin upacara, Ksatria yaitu kelompok-kelompok khusus seperti Arya, Kepakisan dan Jaba yaitu sebagai pemimpin keagamaan.
3. Sistem Kepercayaan di Bali.
Agama yang dianut oleh sewbagian orang Bali adalah agama Hindu, sekitar 95% dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya yang 5% adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran agama Hindu adalah untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan batin. Orang Hindu percaya adanya satu Tuhan dalam bentuk “Trimutri” yaitu Brahmana(Sang Pencipta), wujud Wisnu(Sang Pelindung dan Pemelihara), serta wujud Siwa(Sang Perusak). Tempat ibadah penduduk Bali adalah Pura. Kitab suci agama Hindu adalah Weda yang berasal dari India.
Orang yang meninggal dunia pada agama Hindu diadakan upacara Ngaben yang dianggap sangat penting untuk membebaskan arwah yang meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri adalah upacara pembakaran jenazah. Hari raya umat Hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan tahun baru Saka pada tanggal satu dari bulan sepuluh(kedasa) selain itu ada juga hari raya Galungan, Kuningan, Saraswati, Tumpek Landep, Tumpuk Uduh dan Siwararti.
Pedoman dalam ajaran Hindu yakni : Tattawa(filsafat agama), Etika(Susila), Upacara(Yadnya).
Di Bali ada 5 macam upacara yakni :
a. Manusia Yadnya yaitu upacara masa kehamilan sampai masa dewasa.
b. Pitra Yadnya yaitu upacara yang ditujukan pada roh leluhur.
c. Dewa Yadnya yaitu upacara yang dilakukan di Pura atau di Kuil.
d. Rsi Yadnya yaitu upacara dalam rangka pelantikan seorang pendeta.
e. Bhata Yadnya yaitu upacara untuk roh halus yang menggangu.
B. Kebudayan Bali.
Nilai-nilai Budaya :
a. Tata Krama :Kebebasan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia didalam kelompok.
b. Nguopin :Gotong Royong.
c. Ngayah :Kerja baki untuk keperluan keagamaan.
d. Sopan Santu :Ada hubungan dalam sopan santun terhadap pergaulan lawan jenis.
1. Bahasa Bali.
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh keutuhan Industri Pariwisata. Bahasa Bali dibagi menjadi dua yaitu bahasa “Aga” yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Mojopahit, yaitu bahsa Bali yang pengucapannya lebih halus.
Belajar bahasa Bali sebenarnya tidak sulit, apalagi bahasa Bali yang digunakan sehari-hari. Belajar bahasa Bali akan menjadi mudah jika anda tinggal di Bali dan sehari-hari sering berkomunikasi dengan orang-orang yang juga menggunakan bahasa Bali. Satu hal lagi, bahasa Bali sehari-hari akan sangat cepat dipelajari oleh orang Jawa(orang yang mengerti bahasa Jawa) dikarenakan bahasa Bali dan Bahasa Jawa memiliki banyak kemiripan, mungkin dikarenakan sejrah antara Jawa dan Bali.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bahasa Bali adalah cara membaca. Untuk bahasa Bali, jika terdapat huruf “a” diakhir kata akan dibaca “e” seperti membaca “tante”. Sedangkan bila sebuah kata diakhiri dengan huruf “e” maka akan dibaca “e” seperti membaca “bule”. Jadi jangan heran ketika nama orang Bali yang berakhiran “a” tetapi dibaca”e” seperti “Wira” tetapi di Bali sering dipanggil “Wire”.
2. Tari Bali.
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu Wali atau seni tari pertunjukan sakral, seni pertunjukan dan juga untuk pengunjung, dan Balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung. Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980an pernah menggolongkan tari-tarian tersebut, antara lain yang tergolng dalam Wali missal Beruduk, Sang Hyang Dedari. Golongan Bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan, sedangkan golongan Balih-balihan anatra lain ialah Legong, Parwa.
Macam-macam Tari Bali antara lain :
a. Tari Pendet.
Tari pendet sebenarnya sudah ada sejak lama di Bali. Tari ini merupakan tari tertua diantara tarian sejenisnya yang ada di Bali. Terciptanya Tari Pendet pada tahun 1950. sebelumnya tarian ini untuk upacara keagamaan dan ritual sejenis di Bali.
Ada dua seniman kelahiran desa Sumartha Denpasar bernama I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng yang menciptakn tarian ini. Mereka adalah yang mengubah tarian ritual menjadi tarian penyambut bagi tamu yang dilakukan oleh empat penari diberbagai hotel dan tempat resmi lainnya.
b. Tari Sang Hyang.
Tari Sang Hyang adalah suatu tarian sakral yang berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda desa atau daerah. Selain untuk mengusir wabah penyakit, tarian ini juga digunakan untuk sarana perlindungan terhadap ancaman dari kekuatan hitam. Tarian yang merupakan sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu ini biasanya ditarikan oleh dua gadis yang masih kecil(belum dewasa) dan dianggap masih suci.
Sebelum dapat menarikan Sang Hyang calon harus menjalankan pantangan seperti seperi tidak boleh lewat dibawah jemuran, tidak boleh berkata jorok dan kasar, tidak boleh berkata kasar, dan tidak boleh mencuri.
Ada satu hal yang sangat menarik dalam kesenian ini, sang penari akan mengalami trance(kesurupan) pada saat pementasan. Dalam keadaan seperti inilah mereka menari-nari kadang-kadang diatas bara api dan selanjutnya berkeliling desa untuk mengusir wabah penyakit. Biasanya pertunjukan ini dilakukan pada malam hari sampai tengah malam.
c. Tari Kecak.
Tari Kecak adalah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan tahun 1930an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukam oleh banyak(puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dengan irama tertentu menyerukan “Cak” dengan menangkat kedua lengan. Menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian,Kecak berasal dari ritual Sang Hyang yaitu tradisi tarian yang penarinya akan pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudin menyampaikan harapan kepada masyarakat.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain penari, ada pula penari lainnya yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama,Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugiwa.
Lgu Tari Kecak diambil dari ritual tarian Sang Hyang. Selain itu, tidak dignakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan para penari yang memerankan tokoh Ramayana.
d. Tari Barong.
Tari Barong merupakan tarian yang ditarikan oleh dua orang penari laki-laki, seorang memainkan bagian kepala Barong serta kaki depan, dan seorang lagi memainkan kaki belakang dan ekor. Barong yang berbentuk binatang mytologi ini banyak sekali macamnya, ada yang kepala berbentuk singa, harimau, babi hutan jantan(bangkal), gajah, lembu atau keket. Keket menurut orang Bali dianggap raja hutan yang disebut dengan nama Banas Pati Raja.
Tari ini merupakan peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang menggunakan boneka berwujud boneka berkaki empat atau manusia purba yang mempunyai kekuatan magis. Diduga kata Barong berasal dari kata”Bahruang” atau diartikan beruang, seekor binatang mytologi yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai pelindung. Tetapi di Bali pada kenyataannya Barong tidak hanya digunakan sebagai tradisi, Barong juga tidak hanya diwujudkan dalam binatang berkaki empat, akan tetapi ada yang berkaki dua. Topeng Barong tebuat dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu Barong merupakan benda sakral yang sangat dusucikan oleh masyarakat Hindu Bali.
Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali dengan demonstrasi pertunjukan yang diiring dengan gamelan yang berbeda-beda seperti gamelan gong kebyar, gamelan baronngan, dan gamelan batel.
3. Pakaian Adat Bali.
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai cirri khas dan ornament, berdasarkan kegiatan upacara, jenis kelamin, dan umur penggunaannya. Status social dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornament perhiasan yang dipakainya.
a. Busana tradisional pria, umumnya terdiri dari :
Udeng(Ikat Kepala).
Kain Kambuh.
Umpal(Selendang Pengikat).
Sabuk.
Keris.
Berbagai ornament perhiasan.
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas, dan alas kaki sebagai pelengkap.
b. Busana tradisional wanita, pada umumnya terdiri dari :
Gelung(Sanggul).
Sesenteng(Kemben Songket).
Kain Wastra.
Sabuk Prada(Stagen), membelit pinggul dan dada.
Selendang Songket bahu ke bawah.
Kain Tapih atau Sinjang disebelah dalam.
Berbagai ornamen perhiasan.
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada dan alas kaki sebagai pelengkap.
4. Rumah Adat Bali.
Rumah adat Bali yang sesuai dengan aturan Astra Kosala Kosali(bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan layaknya Feng Shui dalam budaya China). Sebuah tata cara, letak dan tata bangunan untuk bangunan tempat tinggal serta bangunan tempat suci yang ada Bali sesuai dengan landasan filosofi etis dan ritual untuk mempertahankan konsep dan perwujudan, pemilihan lahan, hari baik(dewasa), membangun rumah, serta pelaksanaan Yadnya.
Menurut filosof masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis, antara pawongan, pelemahan, dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut. Atau yang biasa disebut”Tri Hita Karana”. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Pelemahan berarti harus ada hubungan yang baik.
Pada umunya, bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hiasan tersebut memiliki arti tertentu sebagai ungkapan keindahan, simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk hiasan dari jenis fauna juga berfungsi sebagai ritual yang ditampilkan dalam patung.
5. Ngaben, Pembakaran Jenazah di Bali.
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah yang dilakukan di Bali, khususnya oleh yang beragam Hindu. Dimana Hindu adalah agama mayoritasdiseribu pura ini. Didalam Panca Yadnya upacara ini termasuk dalam Pitra Yadnya, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh leluhur. Makna upacara Ngaben ini adalah untuk mengembalikan roh leluhur(orang yang sudah meninggal) ketempat asalnya. Seorang pendeta mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep dan setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep, itu dikembalikan lagi.
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap yang tua. Dalam sekali upacara ini menghabiskan dana 15 juta sampai dengan 20 juta. Upacara ini biasanys dilaksanakan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di Bali ada suatu keyakinan bahwa kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu akan menghambat sang arwah menuju tempatnya.
Hari baik ditentukan dengan mencari hari baik yang biasanya ditentukan oleh pendeta. Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan keluarga dibantu oleh masyarakat akan membuat ”Bade dan Lembu” yang sangat megah, kertas warna-warni dan bahan lainnya. “Bade dan Lembu” ini merupakan tempat jenazah yang akan dibakar.
Pada pagi hari ketika upacara ini dilaksanakan, keluarga dan sanak saudara dan masyarakat akan berkumpul mempersiapkan upacara. Jenazah akan dibersihkan yang biasa disebut ”Nyiramin” oleh masyarakat dan keluarga. Setelah itu jenazah akan dipakaikan pakaian adat Bali layaknya orang yang masih hidup.
Sebelum itu jenazah akan pakaian adat dan sebelum acara puncak dilaksanakan, seluruh keluarga akan memberikan penghormatan terakhir dan memberikan doa semoga arwah yang diupacarai memperoleh tempat yang baik. Setelah semuanya siap, maka jenazah akan ditempatkan di “Bade” untuk diusung beramai-ramai kekuburan tempat upacara Ngaben, diiringi gamelan, kidung suci dan diikuti keluarga dan masyarakat. Didepan Bade terdapat kain putih yang panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju tempatnya. Disetipa pertigaan atau perempatan Bade akan diputar sebanyak tiga kali.
Sesampainnya dikuburan, upacara Ngaben dilaksanakan dengan meletakkan jenazah di lembu yang telah disiapkan, diawali dengan upacara-upacara lainnya dan doa manta dari Ida Pendeta. Kemudian, lembu dibakar sampai menjadi abu. Abu ini kemudian dibuang kelaut atau kesungai yang dianggap suci.
Setelah upacara ini, keluarga dapat tenang mendoakan dari tempat suci dan pura masing-masing. Inilah yang menyebabkan ikatan Bali sangat kuat, karena mereka selalu mengingat dan menghormati leluhur dan orang tuanya. Terdaoat kepercayaan bahwa leluhur yang meninggal akan mengalami reinkarnasi akan kembali dalam lingkaran keluarga lagi, jadi biasanya seorang cucu merupakan reinkarnasi dari orang tuannya.
6. Hasil Kerajinan Masyarakat Bali.
Kerajinan yang ada di pulau Bali sangatlah beraneka ragam dalam pengelolaan baik itu perseorangan, keluarga, maupun usaha gabungan. Hasil kerajinan tangan yang dominant adalah pembuatan patung baaik itu yang terbuat dari semen ataupun yang terbuat dari bahan-bahan seperti kayu. Hal ini dikarenakan patung sangat sulit dipisahkan dengan kebudayaan Bali. Selain patung ada juga kerajinan tangan yang lain seperti pembuatan emas dan perak, ukir-ukiran dari kulit(pahatan), kain tenun, batik Bali, dan kerajinan lainnya. Dan sebagian kerajinan tersebut banyak disukai para turis asing.
C. Bali Sebagai Surga Dunia.
Bali oleh sebagian orang dianggap sebagai surga dunia. Dengan obyek-obyek yang disuguhkan diantaranya :
1. Pantai Kuta.
Kuta terletak dibagian selatan pulau Bali, merupakan cikal bakal perkembangan pariwisata Bali. Dulunya tempat ini merupakan perkampungan nelayan Bali dan seiring berkembangnya pariwisata di Indonesia dan Bali khususnya,penduduk local mulai menyewakan rumah prbadi untuk disewakan sebagai tempat penginapan.
Kuta mulai terkenal ketika para pedagang dari Denmark membuka kantor perwakilan disini. Hubungan dagang yang terjalin antara perwakilan dagang tersebut dengan penduduk pribumi asli kemudian berkembang dengan sangat cepat.
Baru mulai dari tahun 1930 sepasang suami istri asal California Amerika Serikat sangat terkesan dengan keindahan pantai Kuta, yang waktu itu sama sekali belum terjamah campur tangan manusia. Kuta Beach Hotel adalah hotel pertama yang berdiri dikawasan ini, namun saying harus ditutup karena tentara Jepang menyerang Bali pada waktu itu. Pada tahun 1960 ketika banyak turis dari Australia yang harus singgah untuk perjalanan ke Eropa. Kuta mulai dikenal kembali. Dalam perkembangannya, area kuta semakin menarik dikunjungi para wisatawan tidak hanya dari Australia, namun juga belahan dunia yang lain.
Dengan cepat berdirilah berbagai hotel disepanjang pantai Kuta. Biasanya hotel-hotel dikawasan ini bertaraf Internasional atau setidaknya sebuah grup hotel Internasional. Berawal dari ujung pantai Kuta terdapat Inna Kuta Beach Hotel, Hard Rock Hotel, Mercury Hotel, dll. Juga berdiri sebuah penginapan yang sangat nyaman bergaya butik resort yaitu Alam Kul-kul Boutique and Resort.
Waktu paling ramai dikawasan pantai Kuta adalah disore hari atau waktu matahari terbenam(sunset). Semua turis mancanegara maupun lokal berkumpul menjadi satu disini. Palagi ada momen-momen khusus didalam negeri seperti liburan sekolah, libur lebaran Idul Fitri atau libur tahun baru, bisa dipastikan keramaian semakin menjadi.
Di pantai Kuta pengunjung bisa melakukan selancar atau surfing, bermain sepak bola, bermain laying-layang, sekedar rebahan dipasir pantainya yang hangat, atau cuci mata menyaksikan para bule berjemur. Apa lagi tertarik dengan layanan kuncir rambut atau pembuatan tato sementara, itu juga bisa didapat di pantai ini.
2. Tanjung Benoa.
Secara keseluruhan, Tanjung Benoa layak untuk dikunjungi sebagai alternative wisata air. Hal yang sedikit mengganggu adalah tidak adanya transportasi umun yang hilir mudik didaerah tersebut, sehingga umumnya pengunjung yang datang menggunakan bus-bus pariwisata, kendar sewa maupun pribadi,
Tanjung Benoa terletak di ujung timur”sepatu” pulau Bali, merupakansalah satu tujuan air yang cukup lengkap. Berbagai sarana olahraga air disediakan disini seperti Banana Boats, Snorkling, Flying Fish, Parasailing dan Jetski air. Uniknya olahraga Surfing yang banyak dijumpai dipantai-pantai pulau Bali, justru tidak disedia di wisata ini, hal ini dikarenakan ombak yang ada dilokasi ini cenderung tenang, sehingga kurang cocok untuk olahraga surfing.
Harag yang dikenakan pada pengunjung untuk menikmati berbagai sarana olahraga air tersebut berkisar antara 150 ribu hingga 200 ribu. Dengan harga tersebut secara tertulis disebutkan bahwa pengunjung bisa menikmati 10-15 menit.
Selain olahraga air, pengunjung juga bisa mengunjungi pulau penyu yang lamanya kurang lebih 30 menit perjalanan dengan menggunakan perahu yang bisa disewa dilokasi. Pulau penyu merupakan pengembangbiakan berbagai spesies penyu yang hampir punah. Dilokasi ini pengunjung bisa lihat langsung dan bertanya-tanya. Seputar hal proses pengembangbiakan penyu, penyu-penyu yang ada dipisahkan dari berbagi tempat berdasarkan ukuran tubuhnya. Ada yang masih berukuran jari hingga yang cukup besar dengan berat hingga puluhan kilo. Di pulau ini juga terdapat berbagai binatang seperti ular, kelelawar, iguana dan burung langka. Pengunjung juga dapat melihat langsung obyek wisata bawah laut. Perahu yang digunakan, telah didesain sedemikian rupa sehingga pada bagian tengah perahu telah dipasang kaca yang memungkinkan bagi pengunjung untuk melihat dasar laut.
3. Bedugul dan Danau Beratan.
Bedugul merupakan salah satu tempat atau obyek wisata Bali yang menawarkan keindahan pegunungan dan danau. Tempatnya yang tinggi membuat daerah ini selalu diselimuti kabut dan berhawa dingin. Daerah Bedugul adalah bagian dari kabupaten Tabanan dan berjarak ± 70 km atau 2,5 jam dari Bandara Internasional Ngurah Rai.
Obyek wisata Danau Beratan merupakan salah satu obyek wisata di Bedugul yang saying dilewatkan. Cuaca yang sejuk disiang hari membuat anda merasa nyaman untuk menikmati pemandangan sekeliling Danau Beratan. Untuk memandangi sekeliling danau, bisa menyewa kapal boat dan sampan.
Berdasarkan letaknya, Danau Beratan terletak dikawasan Bedugul, Desa Candi Kuning, Kabupaten Tabanan , Bali. Berada di jalur provinsi yang menghubungkan Denpasar, Singaraja serta letaknya yang dekat dengan Kebun Raya Eka Raya menjadikan tempat ini menjadi andalan wisata pulau Bali. Disamping mudah dijangkau Danau Beratan juga menyedakan pesona dan akomodasi yang memadai.
Ditengah danau terdapat sebuah Pura yaitu Pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai Dewi Kesuburan. Pura ini juga terdapat pada gambar uang pecahan lima puluh ribu.
4. Tanah Lot.
Tanah Lot adalah sebuah obyek wisata di Bali, Indonesia. Disini ada dua Pura yang terletak diatas batu besar. Satu terletak diatas bongkahan dan satunya terletak diatas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan Pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut.
a. Legenda Tanah Lot.
Menurut legenda, Pura ini dibangun oleh seorang Brahmana yang mengembara di Jawa. Ia adalah Dang Hyang Niratha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16.
Pada saat itu penguasa Tanah Lot yaitu Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkanya dan mengikuti Dang Hyang Nirartha. Bandesa Beraban menyuruh Dang Hyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan bongkahan batu ketengah pantai(bukan ke laut tengah) dan membangun Pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga Pura.
Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai cirri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai tiga kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bandesa Beraben, akhirnya menjadi pengikut Dang Hyang Nirartha.
b. Lokasi.
Obyek wisata Tanah Lot terletak di desa Beraban kecamatan Kediri kabupaten Tabanan, sekitar 13 km dari Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah yang terletak diatas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan Pura dengan daratan dan berbantuk seperti jembatan(melengkung). Tanah Lot terletak sebagai tempat yang mudah untuk melihat matahari terbenam(sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset disini.
c. Fasilitas.
Dan tempat parker menuju ke area Pura banyak dijumpai art shop dan warung makan atau sekedar kedai minum. Juga tersedia toilet bersih yang harga sewanya cukup murah untuk kantong wisatawan domestic sekalipun.
d. Perayaan Hari Raya.
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 20 hari sekali, sama seperti Pura-Pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan.
5. Garuda Wisnu Kencana dan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana.
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana adalah sebuah taman wisata dibagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di Tanjung Nusa Dua, kabupaten Badung, kira-kira 40 km disebelah selatan Denpasar. Diarea Taman Budaya ini, direncanakan akan didirikan mascot Landmark atau maskot Bali. Diarea ini, sebuah maskot akan dibuat yaitu Patung Raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya Garuda, setinggi 12 meter. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada diketinggian 146 meter diatas permukaan tanah atau 263 meter diatas permukaan laut.
Patung Garuda Wisnu Kencana di Bukit Unggasan, Jimbaran Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monument ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah pemelihara(Shatiti) mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat dikisah Garuda dan kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorabanan burung Garudauntuk menyelamatkan Ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai 20 km sehingga dapat dilihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua, hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan symbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar didunia dan mengalahkan patung Liberty.
D. Tempat Oleh-oleh.
Di Bali juga terkenal dengan wisata belanja, ada beberapa tempat yang patut dikunjungi, sebagai tempat wisata belanja diantaranya :
1. Pabrik Kata-Kata JOGER.
Joseph Theodorus Wulianadi penemu nama”Joger” ini, dulu(sebelum tahun 1980) kata atau gabungan dari lima huruf J+O+G+E+R memang belum ada sebelumnya atau setidak-tidanya belum pernah tersirat nama itu dikepala.
Pada akhir tahun 1980, ketika Joseph merencanakan untuk memiliki sebuah nama untuk took kecilnya waktu itu berada di Jl. Sulawesi 37 Denpasar. Dari pihak kantor perdagangan meminta kepada Joseph untuk memberikan nama tokonya agar tokonya bisa dibedakan dengan took-toko yang lain. Pada saat itu Joseph yang lahir pada tanggal 9 September 1951 di kota Denpasar yang tampaknya sudah terbiasa untuk bersikap”Lain dari yang lain”. Memutar otaknya untuk menemukan nama yang lain dari yang lain. Merenung dan bermeditasi untuk mengotak-atik beberapa huruf maupun kata untuk diolah menjadi sebuah nama yang minimal benar-benar unik.
Dan pada waktu itu bukanlah hanya sekedar kebetulan Joseph memilih nama yang berbunyi JOGER untuk menamakan tokonya, gabungan lima huruf berbunyi JOGER itu memang sengaja dibuat bukan hanya kerena benar-benar lain dari pada yang lain, melainkan juga karena nama atau istilah JOGER itu adalah merupakan sebuah itikat atau niat yang murni yang muncul dan keluar dari lubuk hati Joseph yang terdalam untuk mengenang kebaikan Mr.Gerhard Seeger, teman sekolahnya dulu dihotel Fachshule, Bad Wiese Jerman Barat pada tahun 1970-an. Yang telah mengibahkan dana sebesar US $20.000 sebagai hadiah perkawinannya. Dimana nama JOGER itu adalah merupakan penggabungan dua huruf depan “JO”seph Theodoras Wulianadi, dengan tiga huruf nama depan Mr. “GER”hard Seeger. Dimana memang benar-benar berbunyi baru, unik, berbeda. Ternyata nama JOGER ini mudah diingat,enak didengar, berbau jantan dan banyak orang yang benar-benar suka dengan nama tersebut.
2. Pasar Seni Sukawati.
Bali seakan tidak pernah habis untuk dibicarakan. Kesenian kesenian dan pesona alamnya seakan tak pernah luntur ditelan zaman. Wisatawan yang datang baik lokal maupun mancanegara, seakan tidak pernah puas untuk datang kembali kepulau Dewata ini.
Tempat yang biasanya dijadikan pulau wisata untuk membeli oleh-oleh dari Bali, salah satunya adalah Pasar Seni Sukawati. Dimana pasar seni ini terletak di Daerah Tingakat II Gianyar, yang terkenal dengan keseniannya. Berbagai kerajinan ada disana, mulai dari kaos khas Bali, patung, lukisan, sprei, bisa didapatkan dengan harga yang murah.
Harga yang ditawarkan biasanya tinggi, tapi masih bisa ditawar lagi. Tergantung antar kesepakatan penjual dan pembeli. Nah, disini dibutuhkan kesabaran dan keberanian untuk menawar harga, agar bisa mendapatkan barang dengan harga yang paling murah.
Ada keuntungan sendiri, menurut sebagian orang, jika kita bisa berbahasa Bali dan tawar menawar dengan dialog Bali, kita bisa mendapatkan harga yang sangat murah. Barang kali si penjual mengira kita orang Bali asli.
Ada satu hal yang menarik yang tidak boleh dilewatkan di Pasar Seni Sukawati ini. Para perempuan penjual kerajinan di Pasar Seni Sukawati, biasanya selalu mengenakan selendang tipis yang diikat di pinggangnya. Konon, kita bisa mengenali status perkawinanya hanya dengan melihat ikatan selendang yang ada di pinggang itu. Selendang yang simpulnya didepan, berarti dia masih gadis. Sedangkan yang simpulnya disamping, berarti dia sudah menikah, sedangkan selendang yang simpulnya ada dibelakang, berarti dia sudah janda.
3. Cening Bagus.
Cening Bagus terletak di jalan Raya Batu Bulan no.100x Sukawati Gianyar Bali. Ketika anda berlibur, boleh jadi agenda yang tidak boleh dilupakan adalah berbelanja sebagai buah tangan dari Bali. Bagaimana tidak ?. dari satu obyek ke obyek wisata yang lain, sepanjang perjalannan dipenuhi dengan tempat belanja, apakah itu art shop, butik, art gallery, yang semuanya menawarkan produk yang menggoda hati.
Di Cening Bagus ini akan menemukan berbagai oleh-oleh khas Bali seperti kaos-kaos, pencil, laying-layang, bahkan kalung yang terbuat dari kayu dan tak ketinggalan makanan khas Bali.
Jadi sayng untuk di lewatkan Cening Bagus ini, disamping harganya yang tak membuat kantong kempes, harga yang ditawarkan cukup untuk para wisatawan lokal.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan.
Setelah penyusun menyusun karya tulis ini, penyusun ingin menyimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. Bicara tentang Bali, pasti takkan terlepas dari tigal yaitu obyek wisata, wisata belanja, wisata belanja, dan kebudayaan. Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan luas ± 5.623,86 km², merupakan wisata andalan yang dimiliki Indonesia.
2. Penduduk Bali yang mayoritas beragam Hindu ini, sangat kental dengan kebudayaannya. Di Bali sering diadakan upacara-upacara seperti Ngaben. Tari-tarian pun menjadi ikon tersendiri untuk Bali.
3. Selain sebagai pulau Dewata, Bali juga teerkenal dengan obyek-obyek yang disuguhkan, seperti Pantai Kuta, Tanah Lot, Bedugul dan Danau Berata, dan Tanjung Benoa. Menjadikan Bal sebagai tempat wisata yang patut untuk dikunjungi.
B. Saran.
Berdasarkan pengamatan dan simpulan penyusu, maka penyusun ingi menyimpulkan pendapat dan saran sebagai berikut :
1. Agar pemerintah mempertahankan dan lebih mengembangkan obyek wisata yang ada dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.
2. Meningkatkan keamanan yang ada, sehingga aksi terorisme tak terjadi lagi di pulau Dewata ini.
3. Masyarakat juga heendaknya berpatisipasi dalam pengembangan dan menjaga segala potensi. Begitu pula dengan pengunjung harusnya menjaga dan melestarikan kepariwisataan Bali.
DAFTAR PURTAKA
Ahmad,Haskia dan M S Tupamahu. 1994. Pelajaran Geografi 1,Jakarta :Erlangga
Kamus Besar Indonesia.
Pedoman Penyusunan Karya Tulis Siswa.
Ringtongga,dkk.1994. Sejarah Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakty.
www.bulebali.com
www.google.com
karya tulis
Diposting oleh
Wahyu Saputro Gebaztidaf
di
19.04
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
1 komentar:
ikutan komen dong...
hehehe
Posting Komentar